Pemerintah Bangun Dry Port Sebagai Solusi Dwelling Time - 24 Oct 2016 Customsjakarta.com, Jakarta – Pemerintah mulai menseriusi pembangunan dry port (pelabuhan darat) sebagai solusi menekan dwelling time (waktu tunggu) bongkar muat barang di pelabuhan. Memiliki tiga tahun sisa masa kerja, pemerintahan Presiden Jokowi akan menambah dry port dibebrapa daerah. Hal itu, dikatakan oleh Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan di Bina Graha, Jakarta, melaui keterangan pers nya. "Kita akan buat juga (dry port) di Bogor, Semarang, Surabaya dan Medan. Saya berharap dua tahun ke depan dwelling time sekitar 2-3 hari," paparnya. Luhut meyakini bahwa dry port adalah solusi menekan waktu tunggu bongkar muat di pelabuhan. Dalam pengertian, pelabuhan ke depannya hanya tempat menerima barang yang kemudian langsung dikirim ke dry port untuk menjalani prosedur pemeriksaan dan sebagainya. "Dwelling time menarik, kita tidak manfaatkan dry port. Di Cikarang sedang kita manfaatkan. Semua proses akan ada di Cikarang. Nanti di Pelabuhan Tanjung Priok hanya turunkan barang dan langsung ke Cikarang. Kecuali yang kena merah dan kuning maka harus tinggal di Priok," ungkap Luhut. Dengan sistem langsung kirim dari dry port ke pemilik, diyakini Luhut mampu menekan waktu tunggu di pelabuhan menjadi sekitar hanya dua sampai tiga hari saja. Seperti diketahui, pembangunan dry port adalah salah satu wacana untuk menekan masalah waktu tunggu di pelabuhan. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan perbaikan mekanisme kerja di lingkungan PT Pelindo II, dan mengoperasikan double crane. |