Berantas 2200 Kasus Penyelundupan Rokok, Dirjen BC di Dukung Anggota DPR - 08 Feb 2017 Customsjakarta.com, Jakarta - Direktur Jenderal Bea dan Cukai (Dirjen BC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi menyampaikan maraknya rokok illegal di 2016, jadi penyebab produksi rokok turun sebanyak 6 miliar batang. Heru juga menyampaikan bahwa fokus Direktorat Jenderal Bea dan Cukai saat ini adalah pemberantasan rokok ilegal.
Sepanjang tahun 2016 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melakukan lebih dari 2.200 penindakan terkait pelanggaran rokok ilegal. "Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 sebanyak 1.232 penindakan," ujar Heru dalam keterangan via rilisnya, Rabu (8/2).
Hal senada juga disampaikan anggota DPR Komisi XI, Wilgo Zainar yang mendukung pemberantasan rokok ilegal. Karena menurutnya, maraknya rokok ilegal sangat merugikan negara.
"Kalau volume turun karena faktor kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, saya kira ini positif. Tapi kalau turun volume karena merebaknya rokok ilegal, ini jelas merugikan negara. Pemalsu cukai dan pabrik rokok ilegal perlu ditindak tegas," tutur Wilgo.
Wilgo juga memperingatkan pemerintah untuk hati-hati dalam pengambilan kebijakan cukai. Penerimaan cukai dan turunnya volume rokok merupakan dampak dari kenaikan cukai rokok sehingga rokok ilegal semakin marak.
Faktor naiknya harga rokok legal menjadi alasan berpindahnya perokok ke rokok ilegal yang jauh lebih murah. Rokok ilegal saat ini mencapai 11 persen, perpindahan konsumsi ke rokok ilegal akan merugikan semua pihak.
"Kita berharap 2017 sudah bisa dilaksanakan untuk segera menambah penerimaan negara dari sektor cukai," pungkas Wilgo. |