ALFI DKI Apresiasi Kebijakan Direct Call yang Untungkan Indonesia dan Menekan Cost Logistik - 26 Apr 2017 Customsjakarta.com, Jakarta-Sekretaris Asosiasi logistik dan forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim mengatakan, pasca di bukanya direct call pelabuhan Tanjung Priok beberapa kapal berukuran besar (mother vessel) peti kemas milik Compagnie Maritime d’Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) bersandar di sana. Menurut Adil, dengan hadirnya mother vessel tersebut, membuka peluang bagi Indonesia untuk mengurangi kegiatan transshipment angkutan ekspor impor di pelabuhan Negara tetangga. “Direct call ini sangat jelas menguntungkan Indonesia, sebab kargo ekspor impor kita gak perlu lagi nggak perlu lagi singgah di singapura maupun di Tanjung Pelepas Malaysia. Apalagi pasar muatan Indonesia selama ini sangat besar,” ujarnya. Adil pun mengapresiasi keputusan direct call tersebut. “Kami sangat mengapresiasi direct call itu dan ini merupakan kesuksesan Kementerian Perhubungan. Dengan adanya mother vessel kapasitas besar akan menurunkan cost logistik dan transhipment di Priok akan menjalankan amanat tol laut yang diinginkan Presiden Jokowi. Adil mengatakan, dengan direct call itu, pengelola pelabuhan mesti terus meningkatkan performance-nya untuk membawa pelabuhan Tanjung Priok lebih baik lagi dimasa mendatang sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia, sehingga target untuk kapal mampu mendatangkan kapal diatas 10.000 TEUs bisa direalisasikan. “Semakin banyak direct call dengan mother vessel akan lebih mengefisienkan biaya logistik,” tuturnya. Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC menggandeng perusahaan pelayaran asal Prancis CMA-CGM membuka layanan baru (direct call), yakni Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services/ JAX Services. Dalam kerja sama itu, CMA-CGM mengerahkan kapal petikemas raksasa berkapasitas 8.500 TEUs dengan rencana sandar reguler secara mingguan (weekly call).Servis ini melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA dan Oakland) Amerika Serikat dengan menggunakan kapal berkapasitas 8.500 TEUs, melalui Jakarta International Container Terminal (JICT). |