Cegah Tersingkir dari Bisnis Logistik, Pengamat Sarankan Perusahaan Adaptasi Hadapi Revolusi Industr - 19 Mar 2018 Customsjakarta.com, Jakarta- Pengamat logistik dari Institut Transportasi dan Logistik Trisakti Didiet Rachmat Hidayat mengatakan keberadaan teknologi dalam revolusi industri memaksa pelaku usaha logistik mau tidak mau harus melakukan adaptasi menghadapi revolusi industri 4.0 atau generasi karena kemajuan teknologi tidak bisa dihindari. Didiet menambahkan keberadaan teknologi dalam revolusi industri generasi keempat memiliki dua sisi, baik itu peluang dan ancaman, dalam mendisrupsi bisnis logistik. “Perusahaan harus adaptasi. Kalau tidak ya tersingkir dan akhirnya tutup,” kata Didiet,Minggu (18/3). Era teknologi menurut Didiet membuat proses logistik yang tadinya sangat lama karena memakan waktu berhari-hari bisa lebih ringkas bahkan dalam hitungan jam. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, perkembangan neuroteknologi, dan semacamnya yang memungkinkan manusia lebih mengoptimalkan fungsi otak. Kehadiran revolusi industri 4.0 membuat disrupsi teknologi hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan yang telah ada, sehingga mereka harus keluar dari zona nyaman. Dampak revolusi industri terhadap logistik ditandai dengan penggunaan Internet secara umum. Di dalamnya mencakupi penggunaan Internet of Thing (Iot), big data, cloud environment, radio frequency identification (RFId) system, dan cyber physical system. Indonesia sendiri baru bisa menerapkan komputasi awan (cloud environment) dan IoT karena tidak melanggar dari sisi peraturan. Cloud environment memiliki keuntungan pengaturannya yang mudah dan tidak perlu membeli perangkat serta tempat penyimpanan untuk perangkat. Sementara IoT berfungsi sebagai sensor yang dipasang untuk memantau sebuah tempat atau barang melalui Internet. Tentu ini akan mempermudah pekerjaan karena bisa dicek secara langsung dari mana saja. |