Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Masih Rendah - 18 Dec 2013
Mobilitas pekerjaan antarnegara akan semakin tinggi saat pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN efektif berlaku pada 1 Januari 2015. Pemerintah harus lebih serius meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan angkatan kerja Indonesia agar mereka tidak menjadi penonton di pasar kerja domestik. Jumlah pekerja terampil berkualitas Indonesia masih kalah jauh dari negara lain. Jika tidak dibenahi serius, tenaga kerja Indonesia akan kalah dibanding tenaga kerja dari negara lain. Itu artinya, Indonesia menghadapi tantangan kesiapan pekerja terampil. Di sektor jasa, misalnya, baru pekerja bidang pariwisata yang siap bersaing dengan pekerja dari negara ASEAN lain.
Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang memiliki kompetensi memang menjadi persyarat utama meningkatkan daya saing dunia usaha dan perekonomian nasional. Seluruh pemangku kepentingan harus bersama meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia. Kalau tidak ada penyiapan kompetensi tenaga kerja, lapangan kerja akan direbut oleh pekerja dari negara-negara lain. Demikian disampaikan Benny Soetrisno, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Tenaga Kerja, di Jakarta (Senin, 16/12).
Menurut Benny, daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relative rendah. Salah satu penyebab utamanya adalah tingkat pendidikan tenaga kerja yang masih rendah. Ini membuat tenaga kerja Indonesia masih berpenghasilan rendah dan tak mampu bersaing dengan negara tetangga. Dikatakan, saat ini, jumlah pencari kerja lebih besar dari peluang yang ada. Kesenjangan antara keterampilan pencari kerja dan kompetensi yang dibutuhkan pasar masih ada. Benny mengatakan Kadin terus berupaya mempertemukan dunia usaha dengan para pencari kerja. Upaya yang dimaksud, antara lain, melalui bursa tenaga kerja untuk menjembatani kebutuhan industri dan pekerja dengan kompetensi yang sesuai. Di saat yang sama pemerintah sedang berusaha memperbaiki kualitas SDM agar bisa bergerak dari negara berpenghasilan menengah (middle income contries) menjadi negara berpengahasilan tinggi (high income countries). Caranya dengan inovasi Sumber Daya Alam (SDA) dan meningkatkan kualitas SDM.
Sumber Tulisan : Business News, Rabu 18 Desember 2013
Foto : http://www.harianterbit.com |