Usaha Logistik Mulai Terdampak - 30 Dec 2013
JAKARTA – Depresiasi rupiah terhadap dolar AS mendapat respons beragam dari perusahaan logistik di Indonesia karena sebagian merasa diuntungkan sedangkan yang lain tertekan dengan naiknya biaya operasional.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita bahkan menyebut biaya operasional perusahaan logistik di Indonesia bisa naik hingga 30% sejalan makin murahnya nilai rupiah terhadap dolar AS.
Menurutnya, pelemahan nilai tukar sebenarnya menguntungkan bagi eksportir dan permintaan jasa logistik. Namun, beban biaya operasional perusahaan juga naik karena biaya pelabuhan di Indonesia masih memakai mata uang AS.
“Biaya operasional kita bisa naik tinggi. Dari kurs yang semula sekitar Rp9.000 per dolar AS sekarang mencapai Rp12.000, maka biaya operasional bisa naik kurang lebih 30%,” katanya, kepada Bisnis, Kamis (26/12).
Beban kenaikan biaya operasional, katanya, akan berimbas pada tarif jasa logistik yang dibebankan kepada konsumen. Meski demikian, pelemahan kurs tidak serta-merta diatasi dengan penaikan tarif.
Untuk menekan dampak fluktuasi nilai tukar itu, paparnya, pelaku usaha pernah mengusulkan kepada pemerintah agar biaya pelabuhan menggunkan mata uang lokal seperti yang diterapkan di negara-negara lain.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Senin 30 Desember 2013
Foto : http://img.bisnis.com |