4 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Impor Daging Berpotensi Capai 30% - 26 Mar 2014

JAKARTA – Pelaku usaha sapi dan kerbau nasional menilai kegagalan pemerintah dalam menjalankan program swasembada membuat Indonesia harus melakukan impor lebih dari 30% dari total kebutuhan daging tahun ini.

“Dari kondisi populasi yang sangat rendah, kami menyadari kalau daging secara nasional harus impor lagi tahun ini. (Voleme impornya) yang jelas lebih dari 30%,” kata Ketua Umum Asosiasi Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Teguh Boediyana, Kamis (20/3).

Dia mengatakan bahwa pihaknya memegang data BPS sebagai acuan, dan data yang muncul sekarang menunjukkan bahwa populasi sapi masih terlalu rendah, yaitu sekitar 12 juta ekor, untuk memenuhi kebutuhan daging nasional.

Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri mencatat bahwa pada 2013, realisasi produksi daging sapi hanya menembus 474.410 ton, dengan angka konsumsi mencapai 549.670 ton, atau defisit sekitar 75.260 ton.

Sementara pada tahun ini, kebutuhan daging nasional mencapai kurang lebih 580.000 ton, dengan perkiraan produksi sedikit dibawahnya, yakni 575.880 ton.

Teguh menampik perkiraan produksi itu, dan mengatakan bahwa target swasembada daging sapi hanya khayalan karena dana yang tersedia sangat tidak efektif. “Saya harap penggunaan dana lebih efektif, bukan seperti sekarang. Niatnya swasembada, dananya triliunan, tapi populasi malah drop,” ungkapnya.










Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Senin 24 Maret 2014

Foto : http://statik.tempo.co