Nilai Impor Melalui DKI Jakarta Naik 3,32 Persen - 28 Mar 2014
Pada Januari 2014, nilai impor melalui DKI Jakarta atas dasar CIF (Cost, Insurance & Freight) mencapai USD7.266,89 juta, atau naik 3,32% dari nilai impor bulan sebelumnya yang mencapai USD7.033,40 juta, namun lebih rendah 1,21% dibanding bulan Januari 2013. Nilai impor melalui DKI Jakarta pada Januari 2014 mencapai USD7.266,89 juta terdiri dari nilai impor melalui Kawasan Berikat USD1.331,78 juta, dan di Luar Kawasan Berikat USD5.935,11 juta, dengan kontribusi terhadap total impor melalui Jakarta masing-masing 18,33% dan 81,67%. Demikian data BPS DKI Jakarta yang diperoleh Kamis (27/3).
Pada Januari 2014, impor delapan golongan barang utama mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya, dan peningkatan terbesar terjadi pada mesin/peralatan listrik mencatat USD254,61 juta, plastik dan barang dari plastik USD25,54 juta, kendaraan dan bagiannya USD16,55 juta, bahan kimia organik USD15,10 juta, kapas USD14,71 juta, benda-benda dari besi dan baja USD8,63 juta, dan mesin-mesin/pesawat mekanik USD8,46 juta. Sementara dua golongan barang utama (HS 2 Dijit) impor melalui DKI Jakarta mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya, dan penurunan tersebut terjadi pada perangkat optik senilai USD48,95 juta, dan bahan bakar mineral USD38,05 juta.
Dilihat dari perannya terhadap total impor melalui DKI Jakarta bulan Januari 2014, sebanyak lima komoditi yang perannya diatas 5%, meliputi mesin-mesin/pesawat mekanik 20,16%, mesin/peralatan listrik 17,13%, kendaraan dan bagiannya 6,08%, plastik dan barang dari plastik 5,58%, besi dan baja 5,51%.
Dari total nilai impor melalui DKI Jakarta bulan Januari 2014 mencapai USD7.266,89 juta tersebut, sebesar USD4.086,36 juta (56,23%) berasal dari Asia, dan USD1.620,14 juta (22,29%) berasal dari ASEAN. Berdasarkan negara asal, pada bulan Januari 2014 impor dari China merupakan yang terbesar mencapai USD1.773,01 juta atau 24,40% dari keseluruhan nilai impor melalui DKI Jakarta, diikuti Jepang USD1.213,26 juta (16,70%), Korea Selatan USD542,84 juta (7,47%), Thailand USD517,60 juta (7,12%), Singapura USD430,48 juta (5,32%), Amerika Serikat USD357,09 juta (4,91%), Taiwan USD211,90 juta (2,92%), Australia USD155,67 juta (2,14%), dan India USD143,17 juta (1,97). Secara keseluruhan ke-12 negara utama tersebut memberikan peran 84,66% dari total impor melalui DKI Jakarta.
Sumber Tulisan : Business News, Jumat 28 Maret 2014 |