Pelaku Logistik Kurang Puas - 03 Apr 2014
JAKARTA – Pelaku logistik nasional merespons biasa kenaikan peringkat Indonesia ke posisi 53 dalam survey Logistics Performance Index 2014 yang dikeluarkan Bank Dunia dari sebelumnya posisi 59 pada survey yang sama 2 tahun lalu.
Zaldy Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), mengatakan kenaikan enam tingkat itu masih menempatkan indonesia kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura atau bahkan Vietnam.
Laporan Bank Dunia itu menempatkan Singapura di peringkat 5, Malaysia peringkat 25, dan Thailand peringkat 35. Indonesia hanya berdekatan dengan Vietnam di peringkat 48.
“Kita hanya lebih baik dari Filipina, Myanmar dan Laos. Sebenarnya cukup memalukan untuk Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN,” ujarnya, Selasa (1/4).
Dia menilai peningkatan peringkat itu tidak bisa dijadikan ukuran perbaikan kinerja logistik nasional, khususnya dibandingkan dengan negara ASEAN.
Menurutnya, dari enam komponen yang diukur dalam Logistics Performance Index (LPI) terdapat masalah paling besar yaitu sektor pelabuhan. “Karena komponen custom, infrastructure dan international shipment berada di bawah rata-rata LPI,” tuturnya.
Dalam laporan yang diunggah dari laman resmi Bank Dunia, Indonesia mendapat peringkat 53 dengan persentase rata-rata 66,7%. Indonesia masih berada di kategori negara survey yang memiliki pendapatan menengah bawah, bersama negara Asean lain seperti Vietnam.
Pada laporan 2 tahunan itu, Indonesia berhasil meningkatkan skor rata-rata logistik dari 2,94 menjadi 3,08, sedangkan pada survey LPI 2010 hanya mencatatkan skor rata-rata 2,76.
Laporan berjudul Connecting to Compete 2014 : Trade Logistics in the Global Economy itu memeringkatkan daya saing logistik 160 negara.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Rabu 2 April 2014
Foto : http://statik.tempo.co |