5 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Manufaktur Kian Melempem - 03 Apr 2014

JAKARTA – Kinerja manufaktur yang melempem berisiko terus berlanjut paling tidak sampai 6 bulan ke depan, sejalan dengan penurunan bahan baku penolong dan barang modal per Februari 2014 yang mencatat nilai terendah dalam 5 bulan terakhir.

Impor bahan baku / penolong per Februari US$10,55 juta, terpelanting 6,68% dari posisi Januari US$11,30 miliar. Sementara itu, impor barang modal US42,34 miliar, menyelam 11,02% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara tahunan impor bahan baku turun 10,49%, barang impor turun 8,98%.

Penurunan impor bahan baku / penolong dan barang modal dengan sendirinya juga merefleksikan risiko terkoreksinya laju pertumbuhan ekonomi dan bertambahnya jumlah pengangguran meningkat sektor industri pengolahan atau manufaktur adalah penyerap tenaga kerja terbesar bersama sektor pertanian.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang dimintai komentarnya atas situasi ini mengamini berbagai risiko tersebut. “Impor memang sengaja kami kendalikan. Tapi yang paling penting, penurunan impor jangan sampai terjadi pada barang modal,” ujarnya di Jakarta, Rabu (2/4).

Dia menambahkan penurunan impor barang modal itu berpeluang memperlambat laju pertumbuhan investasi dalam negeri, dan akan terasa pada 6-12 bulan ke depan. Karena itu dia berharap pengendalian impor diarahkan pada bahan baku/ penolong, sesuai dengan kebijakan hilirisasi sumberdaya alam.

“Jangan sampai tren surplus neraca perdagangan justru mengganggu produktivitas kita ke depan. Kita harus tetap jaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini tidak boleh jatuh karena kita masih membutuhkan lapangan kerja yang besar,”  katanya.






 

Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Kamis 3 April 2014