14 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Hadapi AEC 2015, Daya Saing Agribisnis Harus Ditingkatkan - 28 Apr 2014

Dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015, sektor pertanian didorong untuk memperkuat perdagangan intra dan ekstra ASEAN dan daya saing produk. Untuk meningkatkan daya saing komoditas pertanian, tidak saja ditentukan oleh mutu produk yang baik, tetapi juga dituntut harga produk yang kompetitif, serta ramah lingkungan dalam proses produksinya. Untuk itu, penggunaan sumber daya yang efisien, teknologi yang tepat guna serta komitmen yang tinggi dari seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan.

Menurut Sekjen Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia (MAAI), Maxdeyul Sola, Selasa (22/4), dalam rangka meningkatkan daya saing, pemerintah juga harus mengubah pola pikir jika ingin agribisnis dan agroindustri berkembang di Indonesia. Dikatakan, kalau awalnya Indonesia hanya sekedar bertanam, saat ini yang perlu dipikirkan adalah kemampuan hasil tanam itu terserap oleh pasar. Karena pasar adalah penentu hasil yang telah ditanam itu. Dalam hal ini, pemerintah harus membangun skema pasca-tanam yang baik dan alur distribusi yang jelas.

Dia melihat sampai saat ini pemerintah belum sanggup membentuk satu kesatuan sistem pertanian yang terintegrasi dengan baik. Sehingga, kalaupun para petani berhasil mengolah lahan dengan baik, hasil panen mereka tidak terserap karena belum masuk kualifikasi pasar. Dia juga melihat hasil panen itu terbuang begitu saja karena tidak ada rantai yang menghubungkan antara petani dan pabrik pengolah hasil panen tersebut.

Dia mengungkapkan saat ini pengembangan agribisnis yang didukung agroindustri pedesaan berbasis sumber daya lokal, dengan konsep tanpa limbah (zero waste) terus dilakukan. Hal tersebut merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan konsep zero waste ini, maka seluruh komponen dari komoditi harus menjadi produk yang mempunyai nilai jual, sehingga penggunaan sumber daya menjadi efisien dan dapat menekan biaya produksi.





Sumber Tulisan : Business News, Rabu 23 April 2014