Pemerintah Harus Kembangkan Ekspor Kelapa - 28 Apr 2014
Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di Asia. Total luas areal perkebunan kelapa di Asia pada 2012 mencapai 3,782 juta hektar. Indonesia mendominasi 31,2% di antaranya, diikuti Filipina dengan 25,8%, India 16%, Sri Lanka 3,7% dan Thailand 3,1%. Meskipun memiliki lahan terluas, produktivitas lahan kelapa Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan India dan Srilanka. Sebagian besar kebun kelapa di Indonesia merupakan perkebunan kelapa rakyat yang dicirikan memiliki lahan sempit, pemeliharaan seadanya atau tidak sama sekali dan tidak pada skala komersial.
Di satu sisi, permintaan produk-produk berbasis kelapa terus meningkat baik untuk ekspor maupun pasar dalam negeri. Oleh karena itu, industri turunan kelapa harus dikembangkan dengan melakukan diversifikasi produk olahan. Har Adi Basri, Sekjen Dewan Kelapa Indonesia (Dekindo), di Jakarta (Selasa, 22/4), menilai Indonesia masih punya banyak peluang pengembangan ekspor kelapa, terutama karena luas lahan kelapa Indonesia lebih besar ketimbang negara eksportir kelapa lain. Untuk mengembangkan ekspor produk kelapa, menurut Basri, dapat dimulai dari peningkatan produktivitas dan mutu, serta nilai tambah dan pemilihan produk utama dan turunan yang berorientasi pada pasar.
Upaya pengembangan ekspor kelapa lainnya mencakup pembangunan industri kelapa terpadu (cluster), memperkuat keterkaitan rantai nilai, dukungan pembiayaan, penguatan kelembagaan Dekindo, peningkatan kemampuan SDM, dan pengembangan wilayah dan lingkungan. Menurut catatan Dekindo, rata-rata produksi buah kelapa Indonesia per tahun adalah 15,5 miliar butir, yang mana 15% penggunaannya dalam bentuk kelapa segar, 60% kopra dan minyak, 16% industri, dan 9% untuk kebutuhan lainnya. Nilai penggunaan bahan baku kelapa di Indonesia adalah Rp5,162 triliun, sedangkan nilai tambah dari bahan baku kelapa mencapai Rp5,2 triliun. Adapun, nilai produksi produk kelapa nasional menembus Rp11,109 triliun.
Menurut dia, Indonesia masih belum mampu memanfaatkan peluang ekspor produk kelapa bernilai tambah secara maksimal. Hal itu tercermin dari tertinggalnya nilai perdagangan kelapa Indonesia dari Filipina. Sebanyak 78,9% dari total perdagangan produk kelapa dunia didominasi oleh Indonesia dan Filipina. Namun, rata-rata nilai ekspor produk kelapa Indonesia per tahun adalah USD1,355 juta atau lebih rendah dari Filipina yang mencapai USD1,544 juta.
Sumber Tulisan : Business News, Rabu 23 April 2014
Fofo : http://img.antaranews.com |