3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Penerimaan Kuartal I/2014 Meleset - 28 Apr 2014

JAKARTA – Ditjen Bea dan Cukai mencatat realisasi penerimaan bea dan cukai sepanjang kuartal I/2014 meleset dari target, setelah hanya meraup Rp38,68 triliun, atau 91% dari target kuartal I/2014 sebesar Rp42,55 triliun.

Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Susiwijono Moegiarso mengatakan jebloknya realisasi penerimaan bea dan cukai kuartal I/2014 disebabkan rendahnya sumbangan penerimaan bea dan cukai per Maret.

“Jadi begini, dari penerimaan kuartal I/2014, itu juga sangat rendah adalah di Maret. Padahal, realisasi Januari-Februari itu bisa di atas  100%, bahkan cukainya sampai 104%,” ujarnya, Selasa (22/4).

Menurutnya, rendahnya penerimaan per Maret, terutama cukai disebabkan tingginya pemesanan pita cukai rokok pada Desember 2013, ketika baru terealisasi pada Februari 2014. Hal itu disebabkan ketakutan dari pembeli pita cukai, jika misalnya ada kenaikan tarif cukai rokok.

Padahal, sambungnya, pemerintah tidak menaikkan tarif cukai rokok pada tahun ini. Ini juga menjelaskan penerimaan bea dan cukai per Februari itu hampir menembus Rp13,5 triliun, dari rata-rata penerimaan Rp9,5 triliun.

“Awalnya kami nggak percaya, data awal penerimaan Mei Rp5,7 triliun, lalu yang terakhir Rp6 triliun. Katakanlah optimistis bisa Rp6,1 triliun, tapi kan jauh dari target bulanan Rp9,5 triliun, karena sudah dipesan semuanya di Desember.”

Dia memperkirakan volume produksi rokok baru hingga akhir tahun ini mencapai 360-362 miliar batang. Susiwijono mengaku volume produksi sepanjang 2 bulan pertama tahun ini lebih baik dari ekspektasi sebelumnya.






Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Rabu 23 April 2014