INSA Siap Naikkan Ongkos Kapal 10% - 28 Apr 2014
JAKARTA – Pengusaha pelayaran nasional berencana menaikkan tarif pengapalan di dalam negeri rata-rata 10%-20% untuk mengurangi beban biaya operasional akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA), mengatakan rencana itu akan dimusyawarahkan dengan pengguna jasa pelayaran melalui skema antarpebisnis atau business-to-business.
Selain itu, lanjutnya, para pengusaha pelayaran juga melakukan penghematan biaya operasional pelayaran guna menyiasati depresiasi rupiah terhadap dolar AS.
Saat ini, paparnya, pendapatan pengusaha pelayaran tergerus 10%-15% akibar pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hingga kini masih menyentuh angka di atas Rp11.000.
Penurunan pendapatan dipicu biaya operasional menggunakan mata uang dolar AS. Biaya operasional itu meliputi biaya perawatan pembelian suku cadang dan bahan bakar kapal yang menggunakan mata uang dolar AS.
Carmelita menilai pengusaha pelayaran tidak bisa berbuat banyak atas fluktuasi rupiah terhadap dolar AS. Dia menilai pada tahun ini pendapatan pelayaran sulit tumbuh.
“Kenaikan biaya operasional dapat menggerus pendapatan perusahaan,” paparnya kepada Bisnis, Minggu (27/4).
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berpengaruh pada melonjaknya asuransi dan gaji kru kapal.
Selama ini, katanya, pendapatan perusahaan dalam negeri menggunakan transaksi rupiah. Kondisi tersebut membuat pengusaha bakal mengoreksi pertumbuhan untuk industri pelayaran nasional yang semula ditarget tumbuh 5% per tahun.
“Hal itu juga bergantung pada sikap pemerintah untuk memberikan stimulus pertumbuhan pada industri ini,” paparnya.
Menurutnya, keterlibatan pemerintah dalam menyiapkan instrument untuk memperkuat rupiah sangat diharapkan oleh pelaku industri pelayaran.
Selama ini, pendapatan perusahaan pelayaran saling berkaitan dengan kondisi rupiah terhadap dolar AS. Bila rupiah terus merosot, tambahnya, industri pelayaran nasional bisa terancam stagnan.
“Kami berharap pemerintah memperbanyak insentif fiskal bagi pelayaran, supaya industri ini bisa bertahan. Selain itu perlu stabilitas mata uang agar sektor pelayaran bisa tumbuh baik,” paparnya.
Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Senin 28 April 2014 |