3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

INSA Siap Naikkan Ongkos Kapal 10% - 28 Apr 2014

JAKARTA – Pengusaha pelayaran nasional berencana menaikkan tarif pengapalan di dalam negeri rata-rata 10%-20% untuk mengurangi beban biaya operasional akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA), mengatakan rencana itu akan dimusyawarahkan dengan pengguna jasa pelayaran melalui skema antarpebisnis atau business-to-business.

Selain itu, lanjutnya, para pengusaha pelayaran juga melakukan penghematan biaya operasional pelayaran guna menyiasati depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Saat ini, paparnya, pendapatan pengusaha pelayaran tergerus 10%-15% akibar pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang hingga kini masih menyentuh angka di atas Rp11.000.

Penurunan pendapatan dipicu biaya operasional menggunakan mata uang dolar AS. Biaya operasional itu meliputi biaya perawatan pembelian suku cadang dan bahan bakar kapal yang menggunakan mata uang dolar AS.

Carmelita menilai pengusaha pelayaran tidak bisa berbuat banyak atas fluktuasi rupiah terhadap dolar AS. Dia menilai pada tahun ini pendapatan pelayaran sulit tumbuh.

“Kenaikan biaya operasional dapat menggerus pendapatan perusahaan,” paparnya kepada Bisnis, Minggu (27/4).

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berpengaruh pada melonjaknya asuransi dan gaji kru kapal.

Selama ini, katanya, pendapatan perusahaan dalam negeri menggunakan transaksi rupiah. Kondisi tersebut membuat pengusaha bakal mengoreksi pertumbuhan untuk industri pelayaran nasional yang semula ditarget tumbuh 5% per tahun.

“Hal itu juga bergantung pada sikap pemerintah untuk memberikan stimulus pertumbuhan pada industri ini,” paparnya.

Menurutnya, keterlibatan pemerintah dalam menyiapkan instrument untuk memperkuat rupiah sangat diharapkan oleh pelaku industri pelayaran.

Selama ini, pendapatan perusahaan pelayaran saling berkaitan dengan kondisi rupiah terhadap dolar AS. Bila rupiah terus merosot, tambahnya, industri pelayaran nasional bisa terancam stagnan.

“Kami berharap pemerintah memperbanyak insentif fiskal bagi pelayaran, supaya industri ini bisa bertahan. Selain itu perlu stabilitas mata uang agar sektor pelayaran bisa tumbuh baik,” paparnya.       






Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Senin 28 April 2014