17 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Industri Diminta Atur Distribusi - 13 May 2014

JAKARTA – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia meminta pelaku industri membuat jadwal distribusi barang lebih dini untuk memenuhi permintaan barang domestik menjelang Ramadhan dan Lebaran 2014.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan saat ini pihaknya tengah berkordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait dengan persiapan menghadapi angkutan lebaran tahun ini.

Dia berharap waktu inap kontainer di pelabuhan (dwelling time) khususnya Pelabuhan Tanjung Priok bisa dikurangi.

“Kami mendorong pelaku industri untuk menghitung dari sisi impor dan ekspor atau pengiriman dalam negeri untuk permintaan Lebaran. Lebaran sudah diketahui tanggalnya, jadi seluruh pihak harus memiliki jadwal yang baik,” katanya, Senin (12/5).

Pada tahun lalu, dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok sudah mencapai 14 hari – 20 hari. Dia berharap waktu tunggu kontainer di pelabuhan bisa dikurangi hanya menjadi 5 hari-6 hari.

“Dengan kemacetan luar biasa saja 2 minggu. Tanpa kemacetan bisa 5 hari – 6 hari. Tahun lalu, kerugian Rp1 triliun – Rp2 triliun,” tambahnya.

Selain harus mengatur distribusi barang, tuturnya, pelaku industri juga harus menyiapkan jadwal kapal untuk pengiriman barang ekspor dan impor.

Dengan kata lain, imbuhnya, seluruh pihak harus saling koordinasi. Jangan sampai seperti masing-masing pihak saling menyalahkan. “Yang diurus bukan hanya Tanjung Priok, ada 18 Pelabuhan lain dengan masalah berbeda.”

Sekretaris Jenderal ALFI Akbar Djohan menambahkan pemerintah diminta mengoptimalkan fungsi pelabuhan darat (dry port) di Cikarang dan Kawasan Berikat Nusantara Marunda guna mengurangi dwelling tie di Pelabuhan Tanjung Priok.

Pemanfaatkan kedua tempat itu agar peti kemas yang akan didistribusikan melalui Tanjung Priok tidak menumpuk.



Sumber Tulisan : Bisnis Indonesia, Selasa 13 Mei 2014