Ekspor Dan Belanja Dijanjikan Membaik - 06 Aug 2014 Jakarta – Pemerintah menjanjikan kinerja ekspor terutama manufaktur akan melesat pada kuartal III/2014, setelah tumbuh negative dalam dua kuartal pertama tahun ini. Menteri Keuangan M.Chatib Basri menyatakan data HSBC Indonesia Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur per Juli mencatat angka 52,7 atau sama dengan Juni. Angka itu yang tertinggi sejak April 2011. Dengan kata lain, rerata PMI manufaktur RI sejak awal tahun bergerak di ambang netral 50. Chatib menegaskan janji hal itu meski menyadari beberapa insentif yang diluncurkan pemerintah sejak akhir tahun lalu terbukti gagal mendongkrak ekspor. “Manufaktur akan naik karena angka PMI Juni-Juli baik, akan terdorong tinggi,” ujarnya di Jakarta. Pemerintah sebelumnya mengeluarkan paket kebijkan ekonomi, di antaranya merevisi aturan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) pada Desember 2013 untuk mendorong ekspor, mengurangi defisit neraca perdagangan, dan memperkuat daya saing perusahaan. Perubahan itu, mencakup penghapusan penangguhan PPN dan PPnBM, penyerderhanaan prosedur, penerapan risk management dan optimalisasi otomasi pada pelayanan/pengawasan/perizinan atas fasilitas pembebasan dan pengembalian bahan baku yang diimpor untuk di produksi dengan tujuan diekspor. Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kinerja ekspor dalam dua kuartal pertama tahun ini tumbuh negatif, yaitu 0,78% pada kuartal I dan -1,04% pada kuartal II.
Sumber: Bisnis Indonesia |