Momok Impor Migas Masih Berlanjut - 18 Aug 2014 Jakarta – Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya tidak mengurai anggaran subsidi bahan bakar minyak dalam RAPBN 2015. Padahal, maneuver itu diharapkan mampu mengobati tekanan kinerja perdagangan akibat momok impor migas. Wamen Perdagangan Bayu Krisnamuthi menjelaskan seandainya terjadi koreksi kebijakan di sector migas yang mengakibatkan penyesuaian harga BBM, dampak langsungnya adalah masyarakat akan semakin rasional dalam menggunakannya. Dengan demikian, jelasnya, dampak lanjutannya bagi lini perdagangan adalah tekanan impor BBM yang selama ini menjadi pemicu defisit neraca perdagangan akan turut berkurang. Namun, hal ini membutuhkan penyesuaian (harga BBM) yang bermakna, kalau penyesuain harganya tidak (signifikan), ya tidak akan berpengaruh ke perdagangan. (Kebijakan tersebut) hanya akan berpengaruh pada (anggaran) subsidi. Dia menjelaskan apabila pemerintah yang baru nantinya memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM, Kementerian Perdagangan tetap tidak akan mengoreksi target ekspor senilai US$190 miliar tahun ini. Kami masih optimis bahwa nonmigas akan surplus, tapi migasnya ini yang jadi pertanyaan. Kalau ada kebijakan di bidang migas, mudah-mudahan tekanan defisitnya berkurang. Itu akan memperbaiki neraca secara keseluruhan.
Sumber: Bisnis Indonesia |