26 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Harga sapi di Indonesia termahal dunia - 21 Dec 2012

Siapa sangka, di balik minimnya pasokan daging nasional, ternyata menyimpan sesuatu yang bernilai. Paling tidak, hal itu diketahui ketika harga daging sapi di Indonesia kini mencapai 10 dolar (sekitar Rp 100 ribu). Padahal, jika dibandingkan dengan negara lain, harganya masih berkisar 5-6 dolar.

"Kita impor daging saja bisa dijual 6,5 Dolar," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pengimpor Daging Sapi Indonesia (ASPIDI) Thomas Sembiring , Kamis (20/12).

Kenaikan harga daging di Indonesia disebabkan karena kurangnya pasokan daging. Thomas mengatakan sangat sulit memperkirakan konsumsi daging karena sangat dinamis. Konsumsi daging, kata dia, akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat. "Belum ada sejarah harga daging bertahan (tinggi) sejak lima bulan terakhir," katanya.

Harga daging sudah mulai naik sejak bulan April. Biasanya, setelah hari raya, harga daging kembali normal. Namun, harga daging tahun ini stabil di level sekitar Rp 100 ribu. Normalnya, harga daging di kisaran Rp 70 ribu.

Thomas mengatakan pergerakan kebutuhan daging sapi di Indonesia sangat dinamis. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda kebutuhan daging akan konstan. Dinamisnya kebutuhan daging ini menurutnya membuat pemerintah salah langkah menyusun rencana swasembada.

Ia membandingkan dengan perhitungan konsumsi beras. Konsumsi beras, kata dia sudah mylai stabil. Konsumsi beras sekitar sekitar 120 kg/kapita/tahun dan akan turun seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.

"Beda dengan daging yang akan terus naik kebutuhannya. Misalnya tahun 2011 kebutuhan 1,9 kg/th, tahun  2012 mencapai 2,2 kg/th. Bukan tidak mungkin kebutuhan kita akan naik hingga 7 kg/th seperti Malaysia," katanya.

LONJAKAN HARGA

Asosiasi Pengusaha Pemotongan Hewan Indonesia (APPHI) menggelar dialog publik merajut kebersamaan pelaku pasar dalam menyikapi kelangkaan daging sapi.

Dari data APPHI, ketersediaan bahan sapi hidup di rumah pemotongan hewan (RPH) di Jabodetabek mengalami penyusutan 60%, sehingga aktivitas pemotongan hewan hanya terutilisasi 40% karena langkanya supply dari sumber lokal maupun dari perusahaan penggemukan.

"Kita sepakat dengan penguatan peternak lokal. Tapi jangan sampai menimbulkan gejolak, yang jadi korban adalah pedagang dan importir, padahal ini kesalahan perkiraan dan perhitungan data stok," ujar Thomas Sembiring dari ASPIDI, Kamis (20/19/2012).

Thomas melanjutkan, akibat turunnya supply, harga sapi terus bergerak naik dan membebani konsumen. Harga sapi hidup bergerak antara Rp. 34.000 sd Rp. 35.000/kg berat hidup.

Sementara harga daging berkisar antara Rp. 112.000 sd Rp. 120.000/kg, dengan asumsi karkas 49% dan yield 65%.

"Padahal UU pangan no. 7 menyebutkan pemerintah harus menyediakan barang dengan harga terjangkau. Sekarang harga daging sapi itu di Indonesia paling mahal di di dunia, harganya mencapai 10 dollar," lanjut Thomas.

Menurut Thomas, pengurangan impor tanpa ada perhitungan yang lebih matang justru akan mengakibatkan gejolak ditengah masyarakat yang justru merugikan rakyat kecil.

"Pertumbuhan sapi di Jawa hanya sekitar 3,85 persen, ini tidak mencukupi. Selama ini tidak terjadi gejolak karena diimbangi impor, ketika impor ditekan tanpa dipersiapkan dengan matang yang terjadi adalah gejolak dan kenaikan harga terjadi di masyarakat," paparnya.

Dengan berbagai alasan itu, APPHI mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah nyata untuk menyelamatkan industri-industri yang terkait dengan penyediaan stok daging sapi.

"Kami menunggu langkah nyata terkait penyediaan stok daging, sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang merugikan masyarakat luas," tandasnya. (tribunnews.com/republika.co.id)