3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Harga gadget impor selangit - 06 Jan 2013

Tidaklah mengherankan apabila harga Gadget impor harganya selangit. Mahalnya harga impor ditunjang dengan kualitas yang memadai.

"Harga gadget impor harganya jauh banget dengan lokal, hampir dua kali lipat lebih dari harga lokal," kata Suhendi Fron Liner gadget di Mall Ambasador Jakarta kepada INILAH.COM, Minggu (6/1/2013).

Suhendi menjelakan harga Tablet impor merek Samsung dibanderol Rp7 juta dedangkan untuk lokal merek Venera seharga Rp2 juta. Selisihnya sangat jauh antara impor dan lokal.

"Kalau yang cari gadget lokal biasanya pembeli menengah ke bawah. Mereka yang penting punya gadget tapi golongan mereka yang beli sedikit," katanya.

Bukti sedikitnya pembeli golongan menegah ke bawah, lanjut Suhendi adalah dengan jumlah stok gagget lokal yang hanya 40% dari gadget impor sebesar 100 unit.

"Gadget lokal sebanyak 40 unit baik Tablet maupun Handphon, karena yang beli kan terbatas pada golongan menengah kebawah," ucapnya.

Sementara gadget impor tambah Suhendi, biarpun mahal tetap banyak dicari pembeli. Pembeli kebanyakan dari golongan menengah ke atas.

"Orang memilih gadget impor melihat kualitasnya yang bagus. Orang juga inginnya simpel nggak cepat rusak dan fiturnya banyak, meskipun harus merogoh kocek banyak," imbuhnya.

Soal garansi Suhendi menjelaskan gadget yang dijual adalah bergaransi dan berlabel. Meskipun kartu garansi masih menggunakan bahasa Inggris.

"Kita ada garansi dan labelnya, di sini kualitas nomor satu ko, soalnya hampir semua barang impor dan mahal juga," tandasnya.

DOMINASI KOREA CHINA

Barang-barang gadget impor yang menguasai Indonesia adalah China dan Korea. Kualitas gadget mereka terbilang unggul dibanding produk lokal.

"Hampir kebanyakan gadget impor dari China dan Korea. Mutunya bagus dan yang mengawali produksi memang dari sana," kata Suhendi Front Liner (FL) Gadget Mall Ambasador di Jakarta kepada INILAH.COM, Minggu (6/1/2013).

Suhendi mengaku barang impor kualitasnya nomor satu. Sebab selain berlabel juga bergaransi. Dengan adanya label dan garansi memperkuat kualitas dan mutu gadget tersebut.

"Kalau kartu garansi masih menggunakan bahasa Inggris semua dan belum ada yang berbahasa Indonesia," katanya.

Masih menurutnya, barang impor itu yang di cari pengunjung Mall Ambasador. Meskipun barang impor terbilang cukup mahal dan harganya berlipat-lipat dari lokal.

"Orang yang membeli gadget impor adalah kelas menengah keatas. Untuk Tablet Samsung dibandrol Rp7 juta, sementara brand lokal Venera hanya Rp2 juta," katanya membandingkan.

Lanjut Suhendi, omzet konter tempatnya bekerja dalam sebulan mencapai Rp5,5 miliar. Jumlah gadget impor 100 unit dan lokal 40 unit. Rotasi penjualan yang paing laku keras adalah saat liburan dan Sabtu-Minggu.

"Kalau weekand saya malah keteter penjulan bahkan ada yang pending karena terlalu sibuk melayani pengunjung lain," katanya.

Sementara itu Kementerian Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan banyak gadget impor yang menyerbu Indonesia tak berlabel dan bergaransi.

Permasalahan selama ini, lanjut Gita adalah gadget tersebut merangsek ke Indonesia banyak tanpa disertai labelisasi bahkan garansi. Padahal hal itu sangat penting bagi konsumen terlebih jika menemui barang yang rusak.

"Guna menyambut regulasi teknis tentunya pendekatan yang kita lakukan adalah keselamatan konsumen. Ini mulanya dengan labelisasi, selama ini HP dan Tablet yang masuk tidak menggunakan label dan garansi," katanya.

Gita menuturkan selain Indonesia, ada negara lain yang mengalami hal yang sama terkait maraknya impor Tablet dan HP.

"Saya rasa Filipina, India dan Thailand pemikirannya nggak jauh beda. Pikiran mereka bagaimana melindungi dalam negeri untuk menopang industri mereka," tandasnya. (inilah.com)