3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Daging sapi RI termahal di dunia - 15 Jan 2013

Ketua Komite Daging Sapi Sarman Simanjorang mengatakan harga daging sapi di Indonesia paling mahal di dunia.

Hal tersebut ia ungkapkan sebagai tanggapan atas harga daging yang rata-rata mencapai Rp90 ribu/kilo di DKI Jakarta.

"Jadi pemerintah Indonesia sudah berhasil mengukir prestasi soal ini. Soalnya harga daging rata-rata di seluruh dunia hanya sekitar Rp40 ribu hingga Rp50 ribu. Paling mahal pun cuma Rp60 ribu," ujarnya ketika dihubungi Metrotvnews.com pada Senin (14/1).

Karena itu ia mendesak agar pemerintah, melalui Departemen Perdagangan bisa melakukan langkah cepat terkait hal ini. Setidaknya ada Harga Patokan Pasar (HPP) sebagai acuan. Dengan begitu jika harga daging sapi melonjak, pemerintah bisa segera menambah stok agar harga kembali normal.

"Jadi jangan sampai kejadian akhir tahun lalu terulang lagi. Untuk awal tahun ini kita pun berharap kondisi pasar berangsur normal, tapi harga masih juga tinggi," keluhnya.

Kenaikan harga daging sapi pun, menurut Sarman, dikarenakan pemerintah tidak bisa melakukan perhitungan akan kebutuhan daging.

Ia mengatakan seharusnya tahun ini secara nasional, menurut perhitungan pihaknya, kuota daging sapi yang dibutuhkan mencapai 85 ribu ton. Itu termasuk Jakarta, 50 ribu ton.

"Tapi pemerintah menetapkan kuota nasional untuk dagingnya saja untuk nasional 32 ribu ton, padahal tahun lalu, permintaan 34 ribu saja masih harus ditambah sekitar 8,500 ton," papar Sarman.

Sehingga menurutnya kuota pemerintah saja tidak cukup untuk menutupi kebutuhan daging sapi Jakarta. Kemudian dengan adanya pengurangan jumlah daging impor oleh pemerintah demi swasembada, pedagang pun jadi sangat sedikit mendapat asupan daging.

"Swasembada pada 2014 dipaksakan, itu saya rasa sulit. Peternak harus bisa dirubah paradigmanya agar berbasis industri, baru permintaan 90% daging bisa terpenuhi dari dalam negeri," pungkasnya.

Sumber: metrotvnews.com