Nilai impor bahan baku farmasi meningkat - 29 Jan 2013 Pharma Materials Management Club (PMMC) memprediksi nilai impor bahan baku farmasi di Indonesia pada tahun ini mencapai 1,35 miliar dollar AS (Rp 12,825 triliun). Di sisi lain, penjualan farmasi 2013 ditaksir senilai 5,4 miliar dollar AS (Rp 51,3 triliun) atau tumbuh 13,4% dibandingkan realisasi tahun lalu. "Kami memperkirakan pasar farmasi pada 2012 sampai dengan 2015 akan ada kenaikan CAGR sebesar 13,4%," ujar dia, Minggu (27/1). Dus, pada 2014, nilai impor bahan baku farmasi diperkirakan mencapai 1,53 miliar dollar AS dari estimasi penjualan farmasi senilai 6,12 miliar dollar AS. Apalagi, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat masih dianggap dalam batas wajar dan belum mendorong perusahaan farmasi merevisi pertumbuhan tahunan. "Saya memprediksi tahun ini impor bahan baku secara industri akan sama dengan prediksi pertumbuhan industri farmasi," ujar dia. Dia hanya mengemukakan, harga pokok obat Kimia Farma mencapai 56% dari nilai penjualan. Harga pokok ini antara lain mencakup nilai bahan baku dan ongkos produksi. Presiden Direktur Indofarma, Djakfaruddin Junus, menjelaskan, demi genjot pendapatan tahun ini yang diproyeksikan mencapai Rp 1,4 triliun, perusahaan farmasi pelat merah ini akan menambah jumlah impor bahan baku sebesar 25% dari tahun lalu. Porsi kedua negara tadi lebih besar ketimbang kontribusi negara Amerika dan Eropa yang hanya 30% kebutuhan bahan baku. Langkah serupa juga dilakukan SOHO Grup. Perusahaan farmasi ini siap meningkatkan impor bahan baku sebesar 10%. Presiden Direktur Soho Grup Marcus Pitt berujar, meski harga bahan baku impor naik 5%-6%, perusahaan ini tetap akan mengerek impor bahan baku. "Tahun ini kami menargetkan penjualan tumbuh 17% dibandingkan tahun lalu. Maka itu, kami harus menggenjot produksi," kata dia. |