14 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Kartel di balik fluktuasi harga daging sapi - 04 Feb 2013

Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati menyebutkan, berfluktuasinya pasokan serta harga daging sapi belakangan murni permainan kartel di dalam negeri.

"Jelas permainan kartel. Mau dibilang pasokan lokal banyak tapi ada campur tangan kartel, price maker-nya sudah menentukan harga serta pasokannya," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta Minggu (3/1/2013).

Enny memperkirakan ada permainan kulakan besar yang turut campur tangan atas fluktuasi harga daging sapi saat ini. Bahkan, sejumlah importir nakal juga turut ambil bagian akan hal itu. Akibatnya, supply-demand bukan menjadi acuan kalkulasi harga, melainkan intervensi permaianan kartel.

"Soal importir saya sendiri paham bahwa itu pun telah dibatasi oleh pemerintah. Tentunya langkah pemerintah membatasi lantaran domestik sendiri memiliki potensi untuk memenuhi pasokan. Namun jika kartel yang sudah bermain maka potensi ini dirasa percuma. Pasti harga mereka yang tentukan," katanya.

Untuk itu, Enny menyaranakan sinergi bersama Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait perlu ditingkatkan menyusul adanya indikasi praktek kecurangan di pasar komoditas ini. Di samping itu pemerintah juga perlu mendorong para peternak untuk lebih giat berproduksi. Asalkan sejumlah insentif dimasifkan juga oleh pemerintah.

"Di samping ada sinergi antara K/L, pemerintah perlu membantu para peternak. Bisa dengan bibit atau pun pakan. Tata niaga dan penetapan harga harus diperhatikan pemerintah. Jangan sampai jika peternak panen, ternyata harga di pasar anjlok," katanya.

PT Indoguna Utama

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mulai intensif memeriksa sejumlah saksi-saksi terkait kasus dugaan suap impor daging sapi yang telah menyeret mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka.

Bahkan, pihak PT Indoguna Utama (PT IU) direncanakan akan masuk list pertama, sebagai pihak yang akan digarap penyidik lembaga superbody pimpinan Abraham Samad Cs ini.

"Rencana pemeriksaan saksi pekan depan seperti itu. Bisa juga (dari pihak-pihak PT IU)," kata Johan Budi melalui pesan singkat, Minggu (3/2/2013).

Sampai saat ini, KPK sedang menggali kemungkinan ada pihak lain yang terlibat kasus tersebut. Termasuk pihak pemilik PT Indoguna Utama maupun politisi PKS lainnya.

"Kita liahat dari sejauh mana pengembangan yang dilakukan KPK," kata Johan.

PT Indoguna Utama disinyalir merupakan perusahaan importir daging yang memberi suap kepada mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah.

Suap Rp 1 miliar terungkap dari hasil oprasi tangkap tangan beberapa hari lalu. Suap tersebut diberikan oleh dua petinggi PT Indoguna Utama, Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi pengurusan izin impor daging sapi.

Informasi yang saat ini berkembang, Luthfi dijanjikan mendapat Rp 40 miliar terkait kuota impor daging sapi. Sedangkan, uang sejumlah Rp 1 miliar yang ditemukan di dalam operasi tangkap tangan di mobil Ahmad adalah uang muka untuk Luthfi.

Uang suap ini diketahui berasal dari perusahaan importir daging, PT Indoguna Utama. PT Indoguna menjanjikan memberi fee dari tiap daging per kilogramnya Rp 5000/kg X 8000 ton dari total kuota 2013 yang diinginkan PT Indoguna.

Luthfi Hasan Ishaaq sudah sudah ditetapkan menjadi tersangka dan telah ditahan di Rumah Tanahan Militer Guntur, Jakarta Selatan. Ahmad Fathanah, Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi pun bernasib sama. Mereka ditahan di Rutan terpisah. (inilah.com/tribunnews.com)