26 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Problem Biaya Logistik: Ambisi Tanpa Program Terobosan - 14 Nov 2019

Tingginya biaya logistik nasional sebesar 24% terhadap PDB terus disorot. Pemerintah lantas berambisi memangkas gap itu menjadi 19%. Kritik tajam pun langsung berdatangan dari berbagai penjuru. Pemerintah dinilai tak punya konsep nyata, tetapi hanya populis.

Buktinya, dalam 3 tahun belakangan berdasarkan catatan Logistics Performance Index (LPI) di Kawasan Asean, biaya logistik Indonesia hanya berada di peringkat medioker. 

Meskipun memperlihatkan perkem bangan membaik, peringkat Indonesia tetap saja berada di bawah Thailand, Malaysia, bahkan sekelas Vietnam yang baru bangkit dari keterpurukan ekonomi.

Atas alasan itu, dalam rapat ker ja dengan Komisi V DPR, Rabu (13/11), Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, lantas menyatakan pihaknya akan bekerja total menurunkan tingginya biaya logistik. Menurutnya, dalam 5 tahun ke depan (2019-2024) biaya logistik nasional harus ditekan menjadi 19%, turun 5% dari posisi saat ini. 

Penurunan sebesar 5% tersebut tentu tak main-main. Artinya, target ini harus dicapai dengan kerja sangat keras, yang melibatkan dukungan dari berbagai pihak.  

Ketua Umum Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menilai penurunan biaya logistik secara signifikan membutuhkan entitas yang fokus mengurus logistik dan rencana induknya secara sistemis. Nah, ambisi sang menteri menurunkan biaya logistik nasional menjadi 19% bisa saja terwujud jika dilakukan dengan langkahlangkah yang terencana, terkoordinasi, terukur, dan realistis. Jika tidak, mungkin hanya menjadi target yang populis.  

Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Kamis, 14 November 2019.