25 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Pengusaha Minta Transparansi Kuota Tambahan Solar Subsidi - 19 Nov 2019

Pengusaha berharap ada koordinasi yang baik mengenai distribusi dan jumlah solar bersubsidi. Sebab, mereka merasa perbaikan waktu distribusi solar saja tidak cukup. Lebih dari itu, pengusaha ingin tahu mengenai kuota solar, baik untuk nasional, daerah, maupun SPBU terdekat.

Sekjen Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Jawa Timur (Aptrindo Jatim), Eddo Adrian Wijaya mengatakan, pemerintah harus membuka data berapa kuota solar yang tersisa hingga akhir tahun. Juga, apa risiko-risiko yang bakal timbul akibat pasokan yang kurang memenuhi kebutuhan.

Selain itu, pemerintah perlu menyampaikan solusi untuk menutup risiko tersebut. Meski kuota penyaluran solar ditambah 20 persen untuk daerah tertentu, pengusaha tetap ingin transparansi. "Tidak semua orang mampu beli Pertamina Dex yang harganya jauh lebih mahal ketimbang solar subsidi," ujarnya.

Eddo mengatakan, pihaknya ingin agar ada komunikasi yang baik antara pengusaha, Pertamina, dan pemilik SPBU agar konsumen lebih mendapat kepastian. Sebab, pengusaha juga perlu merencanakan keuangan yang pas jika terjadi perubahan. "Satu hari saja satu truk habis untuk solar Rp 500 ribu. Kalau tidak dapat solar, berarti harus beli Pertamina Dex yang harganya dua kali lipat solar. Dikali berapa truk, berapa hari. Perencanaan keuangan perusahaan jadi berubah," keluhnya.

Pengamat transportasi Bambang Haryo Soekartono mengatakan, persoalan sulitnya mendapatkan solar bersubsidi harus diselesaikan dengan baik oleh pemerintah. "Multiplier effect akibat kelangkaan BBM ini sangat luas. Melambatkan ekonomi karena logistik terhambat sehingga harga-harga akan naik dan inflasi meningkat," ungkapnya.

Sumber dan berita selengkapnya: