4 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Penjualan apel AS anjlok 70 persen - 01 Apr 2013

Komisi Apel Washington melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mencatat ekspor apel Washington ke Indonesia terjun bebas sebesar 50% pada musim ini dan 70% sejak November lalu.

Penyebabnya, Indonesia berkomitmen menerapkan kebijakan proteksionis terhadap impor beberapa komoditas hortikultura dari berbagai negara.

Dilansir dari laman Capital Press, Senin (1/4/2013), Wakil Presiden Northwest Horticultural Council, Mark Powers mengaku penjualan apel Washington ke Indonesia pada 15 Maret ini merosot tajam menjadi 575 ribu kotak dibanding tahun lalu sebesar 1,1 juta kotak apel. Sedangkan untuk penjualan apel jenis Red Delicious pernah mencapai 2,5 juta kotak.

Presiden Komisi, Todd Fryhover mengatakan kebijakan larangan impor mencakup kuota, perizinan importir yang dinilai melanggar perdagangan bebas. Kebijakan ini juga memukul penjualan buah anggur, jeruk dan kentang goreng beku.

Karena diplomasi tidak berjalan dengan baik, Powers menjelaskan, Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (AS) telah memulai konsultasi melalui WTO pada bulan Januari 2013, namun tidak berhasil di Februari.

Saat ini, Perwakilan Perdagangan AS tengah mencari jalan keluar bersama WTO dan dia menilai, proses tersebut bisa memakan waktu lebih dari satu tahun. Indonesia menurut Fryhover tidak menghasilkan apel, seperti jenis Red Delicious sehingga ini dapat menjadi peluang bagi AS untuk masuk ke pasar Indonesia.

Selain Indonesia, China dan India mempunyai potensi besar karena perkembangan kelas menengah di ketiga negara itu berharap pada kualitas tinggi. Dia menyebut, kalangan menengah di China tercatat sekitar 500 juta orang.

Di sisi lain, Manager of Nothwest Fruit Exporters, Jim Archer bilang, pejabat China menemukan permasalahan (penyakit) di kebun dan gudang saat kunjungannya ke Washington pada Desember lalu.

"Menurut saya ini bukan masalah karantina yang serius. Tidak ada pula masalah dengan sampel," sambungnya.

Bahkan setelah fakta terungkap sebulan kemudian, terang Archer, China tetap mengimpor buah apel AS. "Ini proses yang misterius, dan saya pikir hal ini berkaitan dengan bisnis mereka agar apel Fuji bisa diterima di AS," pungkasnya. (liputan6.com)