5 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Mendag impor 2.000 kontainer bawang putih - 06 Apr 2013

Meski harga bawang putih dan bawang merah di beberapa pasar tradisional masih cukup tinggi, pemerintah akan mengimpor 2.000 kontainer.

"Tidak ada alasan harga bawang masih tinggi, buktinya harga bawang putih saat ini sudah turun 70%. Sementara untuk bawang merah 30%," kata Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan saat ditemui di kantor Kementerian Perekonomian, Jumat (5/4/2013).

Menurut Gita, untuk mengamankan pasokan bawang putih pemerintah dalam bulan ini juga akan mendatangkan 2.000 kontainer bawang putih impor. "Untuk 90 kontainer sudah tiba, menyusul kemudian 2.000 kontainer," ujar Gita.

Kebutuhan bawang putih nasional tahun ini diperkirakan mencapai 350-400 ribu ton. Sementara kebutuhan bawang merah mencapai 500 ribu ton.

MENGAKU SALAH

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Rusman, Heriawan mengakui kesalahan pihaknya memperketat kuota impor bawang putih tahun ini. Karena produksi bawang putih nasional minim, akibatnya harga jadi tinggi.

“Kami akui kesalahan yang memberikan kuota bawang putih yang terlalu ketat. Bahkan kuota di tahun 2013 kami kurangi hingga 70.000 ton, padahal produksi bawang putih kita juga tidak memproduksi terlalu banyak dan tidak bisa memenuhi kebutuhan lokal,” ungkap Rusman di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (5/04/2013).

Pemerintah mengalokasikan kuota bawang putih impor di 2012 sebanyak 390.000, ton sedangkan di tahun ini dikurangi 70.000 ton menjadi hanya 320.000 ton.

Sedangkan menurut Rusman, perlakuan yang pengetatan seharusnya diberlakukan hanya untuk bawang merah. Dikatakan dia, kuota bawang merah nasional sepanjang tahun masih bisa mencukupi kebutuhan nasional hanya di bulan-bulan tertentu terjadi defisit karena mundurnya masa panen.

“Kalau bawang merah sepanjang tahun kita surplus, tetapi di bulan tertentu kita defisit. Kemudian di sini harus jelas untuk impor jika defisit. Tetapi jangan sampai bulan Mei impor bawang merah masuk,” tegasnya.

Kemudian untuk masalah pemberlakuan tarif atau kuota, Rusman menjawab harus ada kajian lebih jauh terutama mengenai jenis komoditasnya. Ia mencontohkan untuk bawang putih, sistem yang cocok digunakan adalah kuota karena pengenaan tarif bea masuk tidak menguntungkan bagi negara.

“Yang paling aman pemberlakuan sistem adalah per komoditi. Ini perlu dipelajari lagi. Kalau bawang putih mungkin tren kuota yang dikeluarkan. Kalau pakai tarif bawang putih kita ingin memberikan bea masuk berapa, ini kan maksimum 5% bea masuk produk hortikultura. Kalau kita kasih bea masuk 50% dengan harga bawang putih dari luar sana sebesar Rp10.000/kg, jadi Rp15.000/kg tetapi apa bisa,” imbuhnya.

Untuk itu ia berharap, masalah sistem tarif dan kuota ini dipelajari kembali dan dilihat sisi positif dan negatifnya per komoditi. Bahkan ia mengungkapkan bukan tidak mungkin kedua sistem ini bisa diterapkan dalam waktu yang bersamaan.

“Yang penting adalah tarif itu efektif jika harga di dalam dan di luar negeri tidak jauh berbeda. Yang paling aman adalah per komoditi. Ini perlu dipelajari lagi, satu komoditas satu sistem. Ini yang belum kita jalankan. Kalau ingin jauh lagi kita ingin ada kebijakan kombinasi antara pengenaan tarif dan kuota,” tukasnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa tidak mempermasalahkan pemberlakuan dua sistem itu apakah kuota atau pengenaan tarif asalkan memperbaiki sisi tata kelola.

“Harapan saya itu adalah pilihannya yang penting governance-nya diperbaiki. Kita pakai sistem apapun kalau pengelolaannyanya tidak baik akan ada distorsi,” tandasnya.

CABE RAWIT

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan inspeksi mendadak ke pasar tradisional untuk melihat harga-harga sejumlah komoditi pangan. Untuk kenaikan harga cabai, Gita menilai itu terjadi akibat kendala pada rantai pasokan.

Dalam sidak di Pasar Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, Jumat (5/4), Gita menemukan harga jual bawang putih menurun dari Rp50 ribu menjadi Rp25 ribu per-kilogram. Sementara harga bawa merah masih di atas Rp45 ribu per-kg.

Selain bawang merah, cabai rawit merah juga termasuk komoditi yang harganya masih di atas normal. Gita menilai kenaikan harga cabai terjadi akibat kendala pada rantai pasokan. Untuk itu Gita bertekad untuk mencari tambahan pasokan. Namun Mendag berharap penambahan pasokan tidak melalui jalan impor.

Sumber: inilah.com/solopos.com/metrotvnews.com