4 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Daging premium dikenakan cukai mahal - 03 May 2013

Keran pengadaan daging sapi impor untuk jenis premium dibuka lebar-lebar lewat penghapusan sistem kuota. Selanjutnya, pemerintah menerapkan kebijakan memberikan klasifikasi tersendiri atau harmonized system (HS) terhadap daging premium (prime cut).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan) Syukur Iwantoro menjelaskan, daging mahal ini akan dikenakan bea masuk yang lebih besar ketimbang daging beku biasa. "Pemerintah berharap mekanisme HS yang baru bisa digunakan awal semester II 2013," harapnya.

Sumber: Surabaya Post Online

Pemisahan HS frozen meat dan prime cut untuk menghilangkan potensi penyalahgunaan izin impor produk pangan tersebut. "Saya mengusulkan membedakan HS daging beku dan daging premium agar menghindari penyelundupan dan penyalahgunaan impor," katanya seperti dilansir kontan, Kamis (2/5).

Sayangnya Syukur belum memberikan besaran tarif bea masuk bagi daging prime cut tersebut. Menurut dia, saat ini Kementerian Keuangan, maupun Kementerian Perdagangan masih melakukan penghitungan teknis berapa tarif yang wajar.

Berdasarkan perhitungan Kementerian Perdagangan (Kemdag), jumlah kebutuhan daging sapi jenis premium mencapai 20% atau sekitar 6.400 ton dari alokasi total impor daging sapi beku yang diberikan sebanyak 32.000 ton pada tahun ini.

Adapun hingga kuartal I lalu realisasi impor sapi bakalan dan daging sapi beku telah mencapai 20.000 ton setara daging. Perinciannya, sebanyak 8.500 ton berupa daging beku, dan 57.000 ekor sapi bakalan.

Khudori, pengamat pertanian menekankan aspek pengawasan terhadap peredaran prime cut di pasaran lantaran jumlahnya tidak terbatas akibat penghapusan kuota impor daging jenis tersebut.
Sebelumnya Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi mengatakan, realisasi impor daging sapi beku akan dipercepat pada semester ini. Selain itu, alokasi impor sapi bakalan juga akan dimajukan satu kuartal.  Saat ini pemerintah getol menggenjot pasokan daging agar harga cepat turun.

Namun rencana pemerintah tersebut dikhawatirkan justru akan menjadi bumerang di akhir tahun. Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) memperkirakan, kuartal IV-2013, akan terjadi kekosongan pasokan sehingga harga daging sapi bakal melonjak.  

Asnawi, Ketua APDI mengatakan, jika di semester II pemerintah tidak menambah pasokan daging sapi, maka kekhawatiran itu akan terjadi. Apalagi selama ini daya tawar pemerintah dalam tata niaga impor sapi bakalan dan daging beku sangat rendah.

"Pelaku importasi adalah swasta, sehingga pemerintah tetap tidak bisa mengendalikan," katanya belum lama ini.

Dengan daya tawar dan pengawasan minim, kebijakan instan pemerintah itu sangat mungkin terjadi permainan harga. Dengan begitu tujuan percepatan impor untuk menekan harga di bulan Ramadhan tidak akan tercapai dan bahkan harga akan lebih tinggi di akhir tahun.

Asnawi meminta pemerintah tetap menerapkan alokasi pemasukan sesuai kuota dan mendorong suplai dalam negeri. Untuk mendorong suplai dalam negeri, pemerintah harus bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan badan usaha milik daerah (BUMD).

Teguh Boediyana, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) bilang, pemerintah akan sulit menurunkan harga daging sapi dengan cepat. "Penambahan pasokan tidak serta merta menurunkan harga, harga sapi lokal sudah terbentuk," katanya.

Menurut Teguh, langkah pemerintah memajukan alokasi impor daging sapi juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan swasembada daging sapi yang ditarget pada  2014.