3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

70% Kebutuhan susu nasional dipenuhi impor - 13 May 2013

Kontribusi produksi susu dalam negeri untuk konsumsi masyarakat Indonesia hanya 646.953 ton atau sekitar 30% dari kebutuhan nasional. Sebanyak 70% lagi harus dipenuhi dengan impor.

Sebab, tingkat konsumsi susu segar dan olahan susu segar di kalangan masyarakat Indonesia pada 2008 mencapai 6,92 kilogram per kapita per tahun.

Kondisi itu, menurut Prof Dr Ir Budi Prasetyo Widyobroto DESS DEA, bisa menjadi peluang pasar yang besar bagi usaha sapi perah Indonesia. Tetapi, dengan daya saing peternak sapi perah yang kurang memadai justru mengakibatkan peternak kurang bergairah dan sebagian peternak menutup usaha dan beralih ke profesi lain.

Karenanya penyusunan ransum sapi perah menjadi kunci manajemen sapi perah produksi tinggi. "Sistem evaluasi pakan ternak ruminansia yang akurat harus memperhitungkan kebutuhan mikroba rumen dan kebutuhan inangnya, sehingga protein terdegradasi dan protein tidak terdegradasi perlu diperhatikan dalam penyusunan ransum," katanya, saat menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Maha (UGM) di yogyakarta, Senin (13/5).

Menurut Budi, sapi perah produksi tinggi memerlukan nutrisi khusus, terutama pada periode puncak produksi awal laktasi.

Kebutuhan asam amino yang tinggi itu tidak hanya dapat dipenuhi dari protein mikroba semata, tetapi juga dari protein tidak terdegradasi yang memiliki kandungan asam amino lengkap.

Implementasi sistem penyusunan ransum berdasarkan Protein Digestible dans l’Intestin (PDI) dengan memperhitungkan kebutuhan nutrien mikroba rumen dan ketersediaan asam amino sangat efektif pada sapi perah produksi tinggi.

Penerapan sistem PDI, ujarnya, tidak hanya bisa meningkatkan produksi susu, tetapi juga bisa meningkatkan produksi protein dan lemak susu.

Selain itu juga mampu menurunkan kebutuhan suplementasi protein tidak terdegradasi dalam satuan yang sama dan menurunkan ekskresi nitrogen per liter susu serta memperbaiki reproduksi dan kesehatan ternak. (metrotvnews.com)