Importir Keluhkan Lonjakan Biaya Distribusi - 10 Sep 2013
BANDUNG – Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI) mengelukan biaya distribusi untuk buah-buahan impor semakin tinggi, akibat adanya pembatasan pintu masuk melalui pelabuhan yang ditentukan.
Ketua AESBI Jhonny Hasan mengungkapkan pihak importir buah saat ini sedang mengalami permasalahan distribusi, mengingat tidak semua pelabuhan dapat menerima buah impor.
“Akibatnya, kebutuhan biaya transportasi meningkat karena jarak distribusi semakin jauh, dan tingkat kerusakan buah menjadi lebih besar,” ungkapnya, Senin (9/9).
Dia mencontohkan harga jeruk impor meningkat hingga 100% dan harga jeruk lokal ikut terdongkrak, bahkan lebih tinggi karena tidak terlalu banyak petani yang melalukan budidaya jeruk.
Menurutnya, dari segi kualitas fisik seperti penampilan dan keseragaman bentuk, jeruk lokal masih kalah dibandingkan dengan jeruk impor, meskipun rasa jeruknya hamper sama.
Namun, pihaknya masih bisa bersaing terutama mengandalkan distribusi ke pasar modern, seperti jeruk impor dari China. “Penanaman yang cukup lama serta hasil yang belum tentu bagus, membuat para petani buah termasuk jeruk enggan bertahan pada bisnis ini,” ujarnya.
Sumber : Bisnis Indonesia, Selasa 10 September 2013 |