18 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Impor Sapi Siap Potong Berdampak Negatif Terhadap Peternak Sapi Lokal - 12 Sep 2013

Kebijakan Kementerian Perdagangan yang memberikan izin impor sapi siap potong dinilai sama sekali tidak mempertimbangkan dampaknya terhadap usaha pertenakan sapi potong didalam negeri. Kebijakan tersebut hanya hanya terfokus ingin memenuhi kebutuhan daging sapi bagi konsumen dengan target pada tingkat hanya Rp76.000/kg. padahal masalah daging sapi tidak terlepas dari kehidupan berjuta peternak sapi rakyat yang umumnya sangat mengharapkan adanya peluang memperoleh kesempatan untung disaat menghadapi hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu kebijakan pemerintah memberikan izin impor sapi siap potong akan berdampak negatif terhadap kehidupan peternak sapi potong lokal. Demikian Ketua Umum PPSKI (Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia), Teguh Boediyana mengatakan saat dihubungi Jumat (30/8).

Keputusan Menteri Perdagangan No. 699/M-DAG/KEP/7/2013 tentang Stabilisasi Harga Daging Sapi yang memberikan izin impor sapi siap potong tidak dilengkapi dengan instrumen pengaman untuk peretenak sapi potong lokal, seperti memberikan kompensasi atau insentif lainnya. Jadi jelas bahwa yang terkena implikasi dari kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) 699/2013 yang terutama adalah pertenak rakyat. Mereka sudah terbawa dalam arus perkembangan harga sapi sampai pada tingkat harga yang terbentuk selama ini yang bermuara pada harga daging sapi yang tinggi. Harga yang terbentuk juga tidak terlepas dari manifestasi kebijakan Pemerintah. Sebagian pertenak sapi potong (khusunya di Jawa) berbelanja sapi di pasar pada kisaran harga Rp34.000-Rp35.000 per kilogram berat hidup. Tiba-tiba ada kebijakan Pemerintah yang memaksakan agar harga daging turun drastic pada kisaran Rp76.000/kg yang berarti harga sapi hidup turun pada kisaran Rp29.000-Rp30.000/kg. pukulan yang berat kepada peternak sapi rakyat diyakini akan menurunkan semangat mereka untuk bertenak. Ketidakpastian atas kebijakan Pemerintah akan membuat trauma kepada peternak sehingga mereka akan pasif dalam mengembangkan usaha ternak sapinya. Generasi muda yang berada dipedesaan juga tidak tertarik bertenak sapi potong, sehingga dimungkinkan tidak ada regenarasi dalam pemeliharaan sapi didaerah pedesaan.

Dari kebijakan Kemendag tersebut siapa yang diuntungkan ? Dinsinyalir ada pihak-pihak tertentu yang memperoleh keuntungan bisnis dari kebijakan Kemendag tersebut. Dipastikan mereka yang memenuhi syarat untuk dapat melakukan impor sapi siap potong dan mendapatkan izin dari Kemendag yang akan menikmati. Tidak adanya ketentuan atau aturan rici tentang aplikasi kebijakan tersebut, sangat menguntungkan importir. Misalnya persyaratan bagi importir supaya segera memotong sapid an menjual eceran daging ke konsumen adalah para penjagal (usaha rumah potong hewan) dan pedagang sapi. Tanpa pengawasan dari pemerintah para importir dapat menjual sapi sesuai dengan kondisi pasar.

Kerena masuknya sapi siap potong masih dalam jumlah kecil dan juga banyak yang tidak langsung dipotong seperti yang dipersyaratkan, maka efek dari kebijakan tersebut belum terasa dalam upaya menurunkan harga daging sapi. Harga daging sapi di Jakarta maupun di daerah masih tinggi dan tidak ada penurunan. Tetapi diyakini bahwa dengan pemasukan sapi siap potong sampai dengan bulan Desember 2013 dipastikan akan berdampak negatif pada peternak sapi potong lokal. Wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat yang selama ini menjadi pasar sapi lokal dari berbagai sumber sapi lokal, dalam kurun sampai Desember 2013 akan didominasi sapi impor siap potong dan eks feedlot yang jumlahnya juga tidak kecil.


Sumber : Business News