23 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Ekspor Anjlok, Target Bisa Meleset - 12 Sep 2013

JAKARTA – Akibat merosotnya permintaan dari Eropa, pelaku industri serat sintetis untuk polyester (polyester staple fiber/PSF) pesimistis target produksi 600.000 ton pada tahun ini bisa tercapai.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi) Redma Gita Wiraswasta mengatakan pada semester I/2013, permintaan dari Amerika Serikat hanya tumbuh 1%, sedangkan dari Eropa merosot hingga 20%. Adapun, untuk semester II/2013, Redma memperkirakan belum akan ada perubahan positif yang signifikan.

Dia memprediksi pada tahun ini industri polyester tidak akan ada pertumbuhan atau stagnan dibandingkan dengan tahun lalu. Target produksi 600.000 ton pada tahun ini dinilai tidak akan tercapai.

“Ya tidak ada pertumbuhan, paling tidak produksi sama dengan tahun lalu yang tidak sampai 600.000 ton,” kata Redma kepada Bisnis, rabu (11/9).

Padahal sebelumnya, Redma masih optimistis produksi polyester dalam negeri pada semester II/2013 akan meningkat hingga 325.000 ton, sehingga total produksi hingga akhir tahun mampu mencapai 600.000 ton.

Target ini sebenarnya melampaui jumlah produksi sepanjang 2012 yang hanya 556.000 ton. Namun, pada semester I/2013 realisasi produksi hanya sekitar 275.000 ton.

Menurutnya, selama ini, ekspor ke AS dan Eropa sangat menopang pertumbuhan industri ini. Namun, lesunya perekonomian dunia membuat pasar serat di Negeri Paman Sam dan Eropa menciut.

Padahal umumnya, per tahun permintaan serta sintetis dari AS dan Eropa mampu tumbuh 5% - 10%. Sementara itu, untuk permintaan dari Jepang meski sempat tumbuh 5%, masih di bawah standar yakni 10%.


Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis 12 September 2013