Ekspor Anjlok, Target Bisa Meleset - 12 Sep 2013
JAKARTA – Akibat merosotnya permintaan dari Eropa, pelaku industri serat sintetis untuk polyester (polyester staple fiber/PSF) pesimistis target produksi 600.000 ton pada tahun ini bisa tercapai.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (Apsyfi) Redma Gita Wiraswasta mengatakan pada semester I/2013, permintaan dari Amerika Serikat hanya tumbuh 1%, sedangkan dari Eropa merosot hingga 20%. Adapun, untuk semester II/2013, Redma memperkirakan belum akan ada perubahan positif yang signifikan.
Dia memprediksi pada tahun ini industri polyester tidak akan ada pertumbuhan atau stagnan dibandingkan dengan tahun lalu. Target produksi 600.000 ton pada tahun ini dinilai tidak akan tercapai.
“Ya tidak ada pertumbuhan, paling tidak produksi sama dengan tahun lalu yang tidak sampai 600.000 ton,” kata Redma kepada Bisnis, rabu (11/9).
Padahal sebelumnya, Redma masih optimistis produksi polyester dalam negeri pada semester II/2013 akan meningkat hingga 325.000 ton, sehingga total produksi hingga akhir tahun mampu mencapai 600.000 ton.
Target ini sebenarnya melampaui jumlah produksi sepanjang 2012 yang hanya 556.000 ton. Namun, pada semester I/2013 realisasi produksi hanya sekitar 275.000 ton.
Menurutnya, selama ini, ekspor ke AS dan Eropa sangat menopang pertumbuhan industri ini. Namun, lesunya perekonomian dunia membuat pasar serat di Negeri Paman Sam dan Eropa menciut.
Padahal umumnya, per tahun permintaan serta sintetis dari AS dan Eropa mampu tumbuh 5% - 10%. Sementara itu, untuk permintaan dari Jepang meski sempat tumbuh 5%, masih di bawah standar yakni 10%.
Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis 12 September 2013 |