Larangan Ekspor Ganggu Industri China - 16 Sep 2013
JAKARTA – Pengusaha nikel China mengkhawatirkan kebijakan pelarangan ekspor nikel dari Indonesia dapat memengaruhi industri di negara itu.
Menaging Director Asosiasi Nikel Indonesia (ANI) Faisal Emzita mengatakan kekhawatiran itu tertangkap saat asosiasi menghadiri China International Nickel Industry Summit 2013 di Shanghai, awal pekan ini. “Menurut mereka, kebijakan tersebut telalu ekstrem,” ujar Faisal, Rabu (12/9).
Dia mengatakan, pengusaha China sangat tergantug dengan ekspor nikel dari Indonesia. Saat ini, industri China membutuhkan pasokan nikel sehingga mereka menumpuk komoditas tersebut. Hal ini menyebabkan harga nikel semakin menurun.
Kebijakan pemerintah Indonesia mewajibkan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian bijih mineral sebenarnya disambut oleh ANI. Namun, asosiasi tersebut menjelaskan pembangunan smelter memerlukan waktu yang cukup lama sehingga dipastikan tidak terwujud pada tahun depan.
Data ini dari perusahaan yang siap untuk membangun smelter nikel hanya perusahaan besar seperti PT Aneka Tambang (persero) Tbk dan PT Vale Indonesia Tbk. Faisal mengatakan pelarangan ekspor yang diimbangi dengan keterbatasan smelter akan memicu penurunan penghasilan dari pengusaha nikel kecil.
Sumber : Bisnis Indonesia, Jumat, 13 September 2013 |
