3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Perbaikan Angkutan Mendesak - 30 Sep 2013

BANDUNG – Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat mendesak pemerintah menata kembali infrastuktur guna memperbaiki angkutan logistik produk tekstil (TPT) agar lebih efektif dan efisien.

Ketua API Jabar Ade Sudrajat mengatakan selama 5 tahun terakhir industri mengalami beban berat, karena persoalan serius di bidang logistik.

Pasalnya, insfrastuktur yang buruk membuat waktu tempuh menjadi lebih lama sehingga daya saing cenderung merosot.

“Pemerintah harus bisa membenahi infrastuktur menjadi lebih baik. Jika tetap dibiarkan, industri TPT semakin terpukul,” katanya, Minggu (29/9).

Selama ini, angkutan logistik industri selalu mengandalkan transportasi darat, truk, dan kontainer.

Menurutnya, kereta api bisa jadi solusi angkutan logistik jika dimanfaatkan dengan baik.

API menyoroti terminal kereta api peti kemas Gedebage, Bandung, Jabar yang seharusnya padat dengan jadwal keberangkatan pengiriman barang seperti dilakukan di negara maju, malah cenderung sepi.

“Disamping mengurai kemacetan dengan kereta api waktu tempuh distribusi barang semakin cepat,” ujarnya.

Ade mengungkapkan pembenahan insfrastuktur sangat diperlukan karena Indonesia akan menghadapi tantangan berat memasuki pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Padahal saat ini negara-negara Asean sudah lebih efisien logistiknya, sehingga sudah berdaya saing lebih tinggi.

“Jika insfrastuktur lebih baik, kami yakin negara-negara tersebut bisa dikalahkan oleh pelaku industri di Indonesia,” katanya.

Selain pembenahan insfrastuktur, jelang perdagangan MEA 2015 persaingan usaha bukan hanya produk barang tetapi keterampilan dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM).

Ade mengatakan menghadapi persoalan baru akan bermunculan, terutama dari aspek sosial.


Sumber : Bisnis Indonesia, Senin 30 September 2013