4 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Importir Kuasai Pasar Pangan - 02 Oct 2013

Importir sengaja membuat Indonesia tidak bisa berdaulat pangan sehingga ketahanan pangan terancam.

JAKARTA – Pemerintah dinilai tidak “kuasa” melawan kekuatan-kekuatan atau para importir selama ini menguasai perdagangan pangan dunia. Akibatnya, bahkan pangan sangat mudah masuk ke Indonesia dan petani lokal kian terpinggirkan.

Demikian dikatakan pengamat pertanian, Iskandar Andi Nuhung; Direktur Center for Studies (CIDES), Muh Rudi Wahyono; dan Direktur Habibie Centre, Heru Adi Kuncoro, pada diskusi “Masa Depan Kualitas SDM Indonesia Disandera Kartel Pangan” di the Habibie Centre, Jakarta, Selasa (1/10).

Para importir berusaha menjadikan Indonesia sebagai negara pengimpor bahan pangan terbesar di dunia. “Ini bisa dimaklumi mengingat Indonesia merupakan pasar yang menggiurkan bagi para importir pangan,” kata Iskandar Andi Nuhung.

Kondisi ini kata Andi, sangat berbahaya. Dengan demikian, Indonesia tidak bisa berdaulat secara pangan. Jika pangan kita sudah tidak berdaulat maka ketahanan pangan kita akan terancam.

Menurut Andi, kedaulatan pangan harus tetap dijaga sebab apabila terancam akan membahayakan kedaulatan negara. “Sejarah telah mengajarkan kita bahwa apabila pangan kita terancam berkorelasi erat dengan kedaulatan negara,” katanya.

Ironisnya, kata dia, selama ini, pendekatan yang dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan pangan dilakukan secara parsial. Salah satunya melalui kebijakan impor.

Solusi paling cepat untuk mengatasi persoalan pangan, kata dia, adalah dengan memperkuat pembangunan di sektor pertanian. Salah satunya adalah dengan menambah alokasi anggaran untuk sektor pertanian.


Sumber : Koran Jakarta, rabu 2 October 2013