3 Mei 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Kuartal IV Impor Jagung 1 Juta Ton - 03 Oct 2013

JAKARTA – Impor jagung sebanyak 1 juta ton akan terjadi pada kuartal IV tahun ini akibat produksi di dalam negeri diperkirakan turun, sementara kebutuhan perusahaan untuk kepentingan pakan ternak tetap tinggi.

Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengemukakan realisasi impor jagung hinga Agustus 2013 mencapai 1,8 juta ton atau 60% dari total kebutuhan impor yang diperkirakan sekitar 2,8-3 juta ton.

“Oleh karena itu, terjadinya impor jagung pada kuartal IV dikarenakan turunnya produksi jagung lokal. Kebutuhan perusahaan akan jagung tetap besar karena jagung merupakan bahan baku utama pakan ternak,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (2/10).

Khusus pakan ternak, bahan baku berasal dari jagung dengan porsi mencapai 50%. Selama ini, 60% produksi jagung lokal itu terjadi di Semester I, sisanya sekitar 40% terjadi pada Semester II. “Itulah kenapa, pada semester II akan terjadi lonjakan impor jagung.”

Serapan pabrik pakan ternak pada 2013 diperkirakan mencapai 15 juta ton. Artinya, bila 50% bahan baku tersebut berasal dari jagung, industri pakan ternak membutuhkan jagung sebanyak 7,5 juta ton jagung pada tahun ini. Nilai tersebut menunjukkan adanya penaikan kebutuhan sebesar 12% dari kebutuhan tahun lalu yang hanya sebesar 6,7 juta ton.


Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis 3 October 2013