19 Apr 2024
Home
×
Login Area
Tentang LKK
Struktur Organisasi
Keanggotaan
Program & Layanan
Agenda Kegiatan
HS CODE & Tarif Pabean
Peta Logistik
Tips
Peraturan Pemerintah
×
User ID/Email

Password

Register    Forgot Password
×
Operator/Agency/vessel name/voyage
Jadwal Kapal
Port Asal :
Port Tujuan :
 
×

PENDAFTARAN
No KADIN
Perusahaan*
Alamat *
 
*
Kode Pos
Telepon *
HP/Seluler
Fax
Email
Website
Pimpinan
Jabatan
Personal Kontak
Bidang Usaha
Produk/Jasa *
Merek
ISIAN DATA KEANGGOTAAN ONLINE**)
Email
Nama lengkap
Password
Retype Password
Code ==> Verify

*) Wajib diisi
**) Diisi jika menghendaki keanggotaan Online.

×

Reset Password!

*)


*) Alamat email sesuai dengan yang tercantum di profil Account.
×

 
LKK KADIN DKI JAKARTA
FREE CONSULTATION, REGISTER NOW !
Supported by
KADIN DKI JAKARTA
 

Neraca perdagangan RI kembali surplus - 01 Oct 2012

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, permasalahan ekonomi global yang sudah berjalan beberapa tahun sangat berdampak pada penurunan ekspor kebeberapa negara bahkan mengalami defisit neraca perdagangan.

"Dalam dua bulan terakhir, Indonesia mengalami pelemahan ekspor yang mengakibatkan desifit transksi berjalan. Defisit ini tidak biasa terjadi dalam sejarah perdagangan barang dan jasa Indonesia," kata Suryo di Jakarta, Senin (1/10/2012).

Dalam mengatasi defisit tersebut, membuat semua negara termasuk Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonominya. "Pada saat yang sama masing-masing negara membuat kebijakan dengan seluas luasnya investasi dalam negerinya sehingga momentum pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dipertahankan," tuturnya.

Menurutnya kebijakan dalam menyelamatkan perekonomian seperti pembatasan impor dan pengetatan peraturan agar perekonomian dalam negeri tetap terjaga.

"Melalui pembatasan impor, melakukan pengetatan peraturan, berbagai persyaratan dan standar kelayakan uang tidak bertentangan dengan sistem perdagangan bebas dunia," ucapnya.

Kembali surplus

Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2012 kembali mencatatkan surplus 248,5 juta dollar AS. Padahal, selama tiga bulan terakhir, neraca perdagangan Indonesia selalu defisit.

 

Sementara neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Agustus 2012 juga tercatat surplus 496,7 juta dollar AS. "Impor kita pada Agustus 2012 mencapai 13,87 miliar dollar AS dan ekspor kita mencapai 14,12 miliar AS sehingga terjadi surplus 248,5 juta dollar AS," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (1/10/2012).

Menurut Suryamin, surplus neraca perdagangan ini merupakan angin segar bagi perekonomian Indonesia yang sudah selama tiga bulan terakhir mengalami defisit. Harapannya, pemerintah juga bisa meningkatkan neraca perdagangannya, khususnya memperbesar ekspor.

Sementara nilai ekspor Agustus tercatat 14,12 miliar dollar AS, turun 24,3 persen dibandingkan dengan Agustus 2011 sebesar 18,86 miliar dollar AS. Penurunan ekspor dikontribusikan dari ekspor migas yang turun 2,3 persen. Adapun ekspor nonmigas juga turun 14,49 persen.

"Penurunan ekspor tersebut disebabkan karena masih ada pengaruh dari krisis Eropa," jelasnya.

Secara akumulatif, ekspor Januari-Agustus 2012 mencapai 127,17 miliar dollar AS atau turun 5,58 persen (year on year/yoy). Ekspor terbesar ada pada bahan bakar mineral sebesar 17,83 miliar dollar AS dan lemak serta minyak hewan nabati sebesar 14,09 miliar dollar AS.

Sementara pangsa pasar ekspor hingga Agustus berdasarkan industri masih didominasi dari sektor industri sebesar 60,34 persen. Namun, secara persentase, dominasi sektor industri pada ekspor ini turun tipis dari 60,34 persen dibandingkan dengan Januari 2012. Begitu juga jumlahnya yang juga anjlok dar 81,8 miliar dollar AS menjadi 76,73 miliar dollar AS.

Pangsa pasar industri migas masih stabil di level 20,4 persen. Namun, jumlahnya menurun dari 27,48 miliar dollar AS menjadi 25,94 miliar dollar AS.

Sedangkan berdasarkan negara, Suryamin menyebut bahwa pangsa pasar ekspor terbesar hingga Agustus 2012 adalah dari China 13,37 miliar dollar AS, Jepang 12,57 miliar dollar AS, dan Amerika Serikat 9,9 miliar dollar AS. Lalu, ekspor ke negara ASEAN sebesar 21,35 miliar dollar AS dan Uni Eropa 12,09 miliar dollar AS.

Untuk impor, pada Agustus 2012 tercatat sebesar 13,87 miliar dollar AS atau turun 8,02 persen dibandingkan dengan Agustus 2011. Adapun dibandingkan dengan Juli 2012, impor Agustus turun 15,21 persen. "Penurunan terjadi pada barang-barang nonmigas," tuturnya.

 

Impor pada sektor migas pada Agustus 2012 tercatat 3,31 miliar dollar AS atau naik 19,97 persen dari Juli 2012, dan nonmigas tercatat 10,56 miliar dollar AS atau naik 22,35 persen dari Juli 2012. Perkembangan impor untuk Januari-Agustus 2012 tercatat 126,67 miliar dollar AS atau naik 10,28 persen year on year. Impor non migas Januari-Agustus sebesar 99,16 miliar dollar AS atau naik 12,66 persen year on year.

"Pangsa pasar terbesar adalah mesin dan peralatan mekanik 18,81 miliar dollar AS. Mesin dan peralatan listrik 12,65 miliar dollar AS. Mesin ini bisa digunakan untuk investasi," tuturnya.

Berdasarkan pangsa impor nonmigas, China 19,21 miliar dollar AS, Jepang 15,48 miliar dollar AS, dan Thailand 7,66 miliar dollar AS. Ketiganya memiliki share impor 42,7 persen. Sementara impor nonmigas dari negara-negara ASEAN 21,36 miliar dollar AS atau 21,54 persen, dan impor dari Uni Eropa 9 miliar dollar AS atau 9,08 persen.

Impor Indonesia menurut penggunaan barang sejak Januari-Agustus 2011 sebesar 114,86 miliar dollar AS yang terdiri dari bahan baku 86,08 miliar dollar AS, barang modal 20,02 miliar dollar AS dan barang konsumsi 8,75 miliar dollar AS.

Pada Januari-Agustus 2012, impor Indonesia berdasarkan penggunaan barang adalah 126,67 miliar dollar AS yang terdiri dari bahan baku atau penolong 92 miliar dollar AS, barang modal 25,76 miliar dollar AS dan barang konsumsi 8,91 miliar dollar AS.

"Barang konsumsi masih meningkat sedikit. Tapi, kontribusi impor dari barang konsumsi kini sudah mulai menurun. Kalau barang modal, ini untuk meningkatkan kapasitas produksi," jelasnya. (kompas.com/inilah.com/antara)